Pada pembahasan kali ini saya akan mengulas Sembilan keajaiban alam Banten (Pesona Tanah Jawara) yang sesungguhnya banten memiliki keindahan yang tidak kalah dengan daerah daerah wisata lainnya. Sehubungan dengan keajaiban tersebut kami mencoba memaparkan kepada pembaca, agar setidaknnya informasi tentang keindahan alam banten, Pesona Tanah Jawara dapat secara langsung anda rasakan dan nikmati diwaktu liburan Kerja, Kuliah, dan diwaktu anda sudah jenuh dengan aktivitas sehari-hari.
Sembilan keajaiban di Tanah Jawara tersebut adalah objek objek  yang telah diakui oleh wisatawan Domestik maupun Manca Negara.
wisata Banten yang lumayan mendunia sebenarnya memiliki daya tarik yang tidak kalah dengan tempat tempat wisata lainnya
hampir Ribuan  turis manca Negara mengunjungi tempat wisata  Banten Pada musim Liburan dan pada akhir pekan.

bertanya-dijawab.blogspot.com


Google.jpg.png

Wisata Banten
Pesona Tanah Jawara

Mercusuar Anyer

Pembaca sekalian pastinya tahu tentang JL Anyer Panarukan. Saat masih duduk di bangku sekolah, mulai SD, SMP hingga SMA, kita pastinya telah dijejali informasi tentang jalan ini. Jalan yang juga terkenal dengan nama JL Raya Pos ini merupakan Jalan Raya pertama di Pulau Jawa yang menghubungkan Anyer (Ujung barat Pulau Jawa) di Prop Banten dengan Panarukan (Ujung Timur Pulau Jawa) di Prop Jawa Timur sepanjang kurang lebih 1000 km.
cikoneng2
Tapi tahukah anda darimana Jalan Anyer-Panarukan bermula? Titik nol jalan raya tersebut ternyata berada di Kampung Bojong, Desa Cikoneng Anyer. Tepat di titik Nol tersebut, berdiri dengan tegak sebuah mercusuar setinggi 75.5 meter.
Pada prasasti yang terpampang di atas pintu utama mercusuar tertulis kalimat dengan bahasa belanda sbb:
“onder de regeering van ZM Willem III koning der nederlande. enz. enz. enz. opgericht voor vast light 21 grootte, ter vervanging van den steenen lighttoren in 1883 bm de ramp van krakatau vernield. 1885”


Dengan bantuan mbah google translate, kalimat diatas menjelaskan bahwa mercusuar yang didirikan tahun 1885 tersebut, adalah hadiah dari Raja Belanda Z.M. Willem III, untuk menggantikan mercusuar lama yang hancur akibat letusan dari Gunung Krakatau tahun 1883.

Dari keterangan penjaga mercusuar, mercusuar lama yang hancur oleh amukan gunung krakatau itu didirikan tahun 1806. Bekas reruntuhannya terletak kurang lebih 30 meter dari menara yang baru.
Selain sebagai penanda titik nol, mercusuar ini juga berfungsi sebagai pemandu navigasi kapal laut yang berlayar di sekitar pantai barat jawa yang penuh dengan karang yang berbahaya. Jangkauan cahaya dari mercusuar ini hingga mencapai 20 mil.

Mercusuar ini bisa menjadi alternatif wisata jika datang di kawasan Anyer – Carita yang identik dengan wisata pantai.  Dari lokasi ini, jika kita memandang lepas ke laut lepas di bagian barat, akan tampak 3 buah gunung dengan awan tipis menyelimuti puncaknya. Entahlah, dari 3 gunung tersebut, yang mana yang merupakan gunung anak krakatau yang termahsyur itu. Tapi yang pasti pemandangan yang sangat indah.

Ya semoga,  Kalian tergugah Untuk Mengunjungi Tempat wisata ini.
Untuk info lebih Lanjut bisa hubungi kami.



Pantai Karang Bolong


Masih di daerah Anyer, tempat wisata Karang Bolong dapat menjadi tempat jika Anda ingin berwisata di pantai. Di sini terdapat area pantai yang cukup luas dan landai, tidak seperti lokasi pantai lainnya di area Anyer. Banyak wisatawan senang bermain pasir pantai dan berenang di Karang Bolong karena ada sebagian pantainya yang tidak berkarang sehingga Anda dapat bermain dengan lebih leluasa.
Letaknya ada di sebelah kanan jalan jika Anda menyusuri Jalan Raya Anyer menuju Carita dari Jakarta. Merupakan salah satu tempat wisata yang terjangkau dan unik.
Melewati loket pembayaran, banyak penjual yang menjual aneka dagangan. Mulai dari pakaian, mainan anak, makanan khas daerah, umang (binatang seperti keong yang biasa ada di pantai), penjual aneka pajangan dari kerang, sampai berbagai aksesories seperti kalung, gelang, pita dan kacamata.

Karang Besar yang Unik
Selanjutnya, Anda akan disuguhi pemandangan yang unik, yaitu sebuah tebing batu yang besar atau karang besar yang bagian bawahnya berlubang seolah membentuk pintu gerbang masuk menuju pantai. Itulah sebabnya mengapa pantai ini dinamakan Karang Bolong karena karang yang berlubang (bolong).
Banyak pengunjung yang menyempatkan diri untuk berfoto di di lubang karang ini karena latar belakang pemandangan yang indah. Dengan latar belakang pantai dan juga terdapat karang di dekat pantai membuat rasanya sayang jika tidak berfoto disini. Di sisi kiri lubang karang ini akar pohon yang besar sampai timbul di permukaan. Suatu pemandangan yang unik yang juga layak untuk diabadikan dalam foto.
Bagi Anda yang ingin berolahraga atau ingin menikmati pantai dengan cara yang berbeda di Karang Bolong, Anda bisa menaiki tangga menuju bagian atas karang yang berlubang ini. Pengelola menyediakan tangga untuk menuju ke atas. Jalanan yang sedikit sempit, berkelok, dan menanjak akan sedikit terobati dengan rimbunnya pepohonan di atas karang ini. Di tengah-tengah perjalanan terdapat batang dari tanaman yang cukup besar menggantung di atas Anda membuat seolah sedang berada di rumah pohon.
Mendekati akhir perjalanan, Anda akan sedikit menuruni anak tangga. Disini terdapat tempat yang cukup lapang untuk menikmati pemandangan pantai dari atas karang. Memandang di bagian kiri dimana terlihat banyak karang di sepanjang pesisir pantai sebelah kiri atau memandang bagian kanan yang merupakan pantai dengan lebih sedikit karang sehingga banyak pengunjung yang senang bermain di pantai ini. Anda juga dapat melihat Gunung Anak Krakatau dari kejauhan sambil mendengar suara deburan ombak yang menghantam karang ini.

Pantai Karang Bolong
Selesai menjelajahi Karang Bolong ini, Anda dapat kembali untuk menikmati pantai yang ada di sisi kanan karang ini. Anda dapat duduk-duduk di pinggir pantai beralas tikar menikmati angin pantai yang bertiup sepoi-sepoi. Atau duduk sambil menikmati kelapa muda dan menikmati semangkuk bakso hangat serta melihat bagaimana serunya para pengunjung lain yang bermain di pantai.
Anda dapat juga bermain air, bermain pasir atau berenang di pantai dengan menyewa ban sebagai pelampung. Pantai di kawasan ini landai dan Anda bisa berenang di pantai tersebut. Hanya saja jangan berenang terlalu jauh dan tetap memperhatikan keselamatan.
Jika suka, Anda dapat membiarkan bagian tubuh Anda di tato. Banyak pembuat tato sementara yang menawarkan motif-motif menarik untuk digambar. Tato akan hilang selama kurang lebih 2 minggu.
Cukup banyak penjual makanan dan minuman dengan harga yang tidak terlalu mahal sehingga Anda tidak akan kelaparan atau kehausan. Jika tidak nyaman dengan baju atau celana yang basah sehabis bermainbanana boat, cukup banyak pula penjual pakaian dengan nuansa pantai yang dapat juga dijadikan oleh-oleh.
Menikmati pantai di pesisir kawasan Anyer sambil menikmati uniknya Karang Bolong dapat menjadi pengalaman yang asyik untuk diceritakan dengan teman Anda.

Pantai Ciputih ( Perawan )


Merupakan kawasan wisata pantai yang asri dan dengan suasana yang sangat sejuk, salah satu kawasan Wisata di Kabupaten Pandeglang yang terletak di Ujung Barat Pulau Jawa ini banyak terdapat Pantai berpasir putih seperti Pantai Legon, Pantai Sumur, Pantai MuaraBaru Tanjungan, Pantai Dadap Langun, Pantai Ciputih masih sangat alami, bersih, luas dan terdapat vila disana. Anda ingin berwisata dengan suasana ketenangan, Pantai Ciputih sangat cocok untuk dikunjungi. Untuk mengihilangkan kejenuhan rutinitas kerja, kuliah, serta kepenatan kehidupan kota.?
Tempat yang masih sangat alami mampu menghilangkan sejenak dan membuat anda refresh kembali, dan dijamin anda siap untuk beraktifitas kembali seperti biasa, pantai ini termasuk seven wonder of Banten menurut Mendikbud.
Wisatawan Manca Negara yang pernah berkunjung kesana, berkata bahwa “This is Hidden Paradise”.
Jika Kalian Berminat, Kami Siap! So, Tunggu apalagi, liburan murah ketempat yang Indah.


Pantai Marbella
Semua orang sudah pasti tahu akan keindahan pantai Anyer dan sekitarnya. Deretan pantai di selat sunda ini memiliki daya tarik yang sangat tinggi karena anak krakatau dapat terlihat dengan jelas dari bibir pantai.
Salah satu pantai di Anyer yang saya kunjungi adalah Pantai Marbella. Lokasi pantai ini tepat di belakang apartemen Marbella, jalan Anyer. Keindahan pantai dipadu dengan sinar matahari senja, membuat pantai ini terlihat spesial.

Apartemen Marbella yang langsung berbatasan dengan bibir pantai. Kebanyakan pengunjung pantai ini adalah orang yang tinggal di apartemen tersebut.


Selain keindahan pantai, bermacam-macam hiburan pendukung juga disediakan disini. Menjelajah sepanjang pantai dengan mini ATV seperti gambar di atas, surfing, ataupun berseluncur di atas banana boat.
Saat senja datang, pemandangan menjadi tambah romantis. Disini kita bisa melihat tenggelamnya matahari di garis cakrawala.

Curug Gendang

Curug Gendang adalah sebuah obyek wisata alam yang berupa air terjunObyek wisata Curug Gendangyang terletak diKecamatan Carita,Kabupaten Pandeglang, Banten ini mempunyai luas sekitar 10 meter persegi dengan kedalaman air 13 meter dan tinggi air terjun nya mencapai 7 meter. Dahulu Curug Gendangini bernama Citajur, namun karena jatuhnya air mirip seperti suara tambur atau gendang, maka oleh penduduk setempat diganti namanya menjadi Curug Gendang. Dari Jl. Raya PantaiCarita jaraknya sekitar 2 kilometer. Jika ingin ke sana, maka setelah sampai di areal parkir obyek wisata Curug Gendang ini, di teruskan dengan berjalan kaki sekitar satu kilometer. Perjalanan menuju  lokasi air terjun curug gendang cukup “menantang” karena harus menyusuri jalan setapak yang berliku, menanjak dan di sekitarnya banyak bebatuan yang cukup licin. Namun, sambil berjalan menyusuri jalan setapak ini pengunjung dapat menikmati pemandangan hutan yang kaya akanflora dan fauna.

Setelah sampai di lokasi air terjun curug gendang, pengunjung dapat mendengarkan suara air terjun yang mirip gendang sambil berendam atau bahkan mandi. Airnya yang dingin dan menyejukkan dapat menghilangkan rasa pegal atau lelah setelah berjalan turun-naik bukit. Dan, apabila sedang beruntung, dapat pula menyaksikan atraksi terjun bebas dari atas curug yang dilakukan oleh anak-anak yang tinggal di desa-desa sekitar Curug Gendang. Bagi pengunjung yang ingin merasakan keindahan suara gemericik air pada malam hari, di sekitar lokasi air terjun juga tersedia areal untuk berkemah dengan hanya membayar beberapa lembar puluhan ribu per orang untuk satu malam. Dan, bagi pengunjung yang ingin melihat tempat wisata yang lain, sekitar 3,5 km dari Curug Gendang terdapat taman wisata alam Carita yang meliputi hutan lindung, hutan tanaman dan pantai seluas 95 ha.
Curug Gumawang

Curug Cigumawang adalah sebuah tempat yang menurut saya bisa menjadi sebuah Objek Wisata kebanggan masyarakat Padarincang Kabupaten Serang,  tempat ini  menyajikan sebuah wisata dengan nuansa pegunungan yang sangat eksotik. Untuk mencapai lokasi Curug kita disuguhi jalan batu dan jalan tanah karena untuk mendapatkan jalan aspal ke wilayah ini rasanya sangat sulit tapi justru ini adalah seninya 
Curug Lawang


Ini merupakan satu lagi salah satu tempat yang mesti dikunjingi didaerah ciparay, Anyar.
kira kira 4 Km dari perapatan, tempat ini juga sering dikunjungi oleh wisatawan manca Negara khususnya dari Amerika.
tetapi tempat ini tidak disarankan untuk yang mempunyai penyakit ashma, jalan yang harus dilalui cukup menantang, tapi itu lah tantangannya, seperti kata mamang slank, bersusah susah dahulu bersenang-senang kemudian.


Pulau Sanghyang

Pulau ini termasuk pulau yang kecil,namun habitatnya cukup beraneka ragam sehingga wajib dijadikan wilayah konservasi hutan

Keistimewaan :
Udaranya yang sejuk dan segar, pepohonannya yang hijau dan rindang, serta ditingkahi oleh kicauan beraneka burung, menjadikan Taman Wisata Alam Pulau Sangiang tepat sekali dipilih sebagai tempat rekreasi yang mengasyikkan bersama keluarga atau kolega.

Di kawasan ini, terdapat berbagai flora langka, seperti cemara laut (casuarina equisetifolia), dadap laut (erithrina variegata), bayur (pterospermum javanicum), ketapang (terminalia catappa), nyamplung (callopphyllum inoplhylum), api-api (avicenia sp), waru laut (hibiscus tiliaceus), walikukun (actinophora fragrans), dan lain sebagainya.

Berbagai fauna langkanya, seperti lutung (trchyptus auratus), kera (macaca fascicularis), kucing hutan (felis bengelensis), landak (hystrix bachura), burung walet (collocalia vulvanorum), burung bluwok (ibis cinereus), kuntul berang (egretta sacra), kuntul kerbau (ardeola speciosa), kuntul besi (threskiornis aethopica), alap-alap (elanus hypoleucus), dan ular sanca (phyton reticularis), juga mudah dijumpai di kawasan ini.
Pada sisi barat laut dan selatan Pulau Sangiang, serta di sepanjang Pantai Batu Mandi dan Gunung Gede, merupakan kawasan wisata alam yang menantang dan sekaligus mengasyikkan. Kawasannya yang luas dan didukung oleh kontur medan yang beragam, memberi cukup ruang kepada pengunjung untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti olahraga lintas alam, mendaki gunung, menyusuri lembah, bersepeda, berkemah, memotret, serta menikmati panorama pantai yang landai dan curam.

Bagi peminat scuba diving, snorkling, berjemur, memancing, berperahu, serta melihat keindahan terumbu karang dan taman laut dengan glass bottom boat, dianjurkan mengunjungi kawasan Tanjung Raden, Legon Waru, dan perairan laut selatan yang terdapat di dalam Pulau Sangiang. Dari kawasan ini, juga terlihat lalu-lalang kapal feri Merak-Bakauhuni dan kesibukan kapal dagang di tepi pantai Cilegon.
Untuk menikmati wisata sejarah, pengunjung dapat mendatangi kawasan di sekitar Pos TNI Angkatan Laut.

Di sana, pengunjung masih dapat menyaksikan sisa-sisa peninggalan perang dunia kedua, seperti meriam dan benteng pertahanan tentara Jepang dari serbuan tentara Sekutu.

Sementara itu, berbagai kekayaan ekosistemnya, seperti terumbu karang, hutan bakau (mangrove), dan hutan pantai, merupakan lahan subur bagi penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan alam, serta tempat wisata ilmiah yang menarik.

Taman Wisata Alam Pulau Sangiang, kawasan yang dikenal dengan julukan Seven Wonders of Banten (Tujuh Keajaiban Banten) ini menyajikan paket wisata plus yang sayang untuk dilewati sebagai tujuan wisata atau weekand. Pasalnya, di kawasan wisata ini selain wisatawan dapat menikmati keindahan alam, tersedia juga wisata sejarah, dan wisata ilmiah. Sehingga, selain sebagai tempat wisata yang menarik, kawasan ini juga menjadi kawasan edukasi dan penelitian. Taman Wisata Alam Pulau Sangiang terletak di Desa Cikoneng, Kecamatan Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Indonesia. Pulau Sangiang awalnya merupakan Kawasan Cagar Alam berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 112/Kpts-II/1985 pada tanggal 23 Mei 1985 dengan luas areal sekitar 700,35 hektar. Pada sisi barat laut dan selatan Pulau Sangiang, serta di sepanjang Pantai Batu Mandi dan Gunung Gede, merupakan kawasan wisata alam yang menantang dan sekaligus mengasyikkan. Kawasannya yang luas dan didukung oleh kontur medan yang beragam, memberi cukup ruang kepada pengunjung untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti olahraga lintas alam, mendaki gunung, menyusuri lembah, bersepeda, berkemah, memotret, serta
menikmati panorama pantai yang landai dan curam.
Baduy

Orang Kanekes atau orang Baduy/Badui adalah suatu kelompok masyarakat adat Sundadi wilayah Kabupaten Lebak, Banten. Populasi mereka sekitar 5.000 hingga 8.000 orang, dan mereka merupakan salah satu suku yang menerapkan isolasi dari dunia luar. Selain itu mereka juga memiliki keyakinan tabu untuk difoto.

Etimologi

Sebutan "Baduy" merupakan sebutan yang diberikan oleh penduduk luar kepada kelompok masyarakat tersebut, berawal dari sebutan para peneliti Belanda yang agaknya mempersamakan mereka dengan kelompok Arab Badawi yang merupakan masyarakat yang berpindah-pindah (nomaden). Kemungkinan lain adalah karena adanya Sungai Baduy dan Gunung Baduy yang ada di bagian utara dari wilayah tersebut. Mereka sendiri lebih suka menyebut diri sebagai urang Kanekes atau "orang Kanekes" sesuai dengan nama wilayah mereka, atau sebutan yang mengacu kepada nama kampung mereka seperti Urang Cibeo(Garna, 1993).

 

 

 

Asal-usul

http://bits.wikimedia.org/skins-1.18/common/images/magnify-clip.png
Menurut kepercayaan yang mereka anut, orang Kanekes mengaku keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Kanekes mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia.
Pendapat mengenai asal-usul orang Kanekes berbeda dengan pendapat para ahli sejarah, yang mendasarkan pendapatnya dengan cara sintesis dari beberapa bukti sejarah berupa prasasti, catatan perjalanan pelaut Portugis dan Tiongkok, serta cerita rakyat mengenai 'Tatar Sunda' yang cukup minim keberadaannya. Masyarakat Kanekes dikaitkan dengan Kerajaan Sunda yang sebelum keruntuhannya pada abad ke-16 berpusat di Pakuan Pajajaran (sekitar Bogor sekarang). Sebelum berdirinya Kesultanan Banten, wilayah ujung barat pulau Jawa ini merupakan bagian penting dari Kerajaan Sunda. Banten merupakan pelabuhan dagang yang cukup besar. Sungai Ciujung dapat dilayari berbagai jenis perahu, dan ramai digunakan untuk pengangkutan hasil bumi dari wilayah pedalaman. Dengan demikian penguasa wilayah tersebut, yang disebut sebagai Pangeran Pucuk Umum menganggap bahwa kelestarian sungai perlu dipertahankan. Untuk itu diperintahkanlah sepasukan tentara kerajaan yang sangat terlatih untuk menjaga dan mengelola kawasan berhutan lebat dan berbukit di wilayah Gunung Kendeng tersebut. Keberadaan pasukan dengan tugasnya yang khusus tersebut tampaknya menjadi cikal bakal Masyarakat Kanekes yang sampai sekarang masih mendiami wilayah hulu Sungai Ciujung di Gunung Kendeng tersebut (Adimihardja, 2000). Perbedaan pendapat tersebut membawa kepada dugaan bahwa pada masa yang lalu, identitas dan kesejarahan mereka sengaja ditutup, yang mungkin adalah untuk melindungi komunitas Kanekes sendiri dari serangan musuh-musuh Pajajaran.
Van Tricht, seorang dokter yang pernah melakukan riset kesehatan pada tahun 1928, menyangkal teori tersebut. Menurut dia, orang Kanekes adalah penduduk asli daerah tersebut yang mempunyai daya tolak kuat terhadap pengaruh luar (Garna, 1993b: 146). Orang Kanekes sendiri pun menolak jika dikatakan bahwa mereka berasal dari orang-orang pelarian dari Pajajaran, ibu kota Kerajaan Sunda. Menurut Danasasmita dan Djatisunda (1986: 4-5) orang Baduy merupakan penduduk setempat yang dijadikan mandala' (kawasan suci) secara resmi oleh raja, karena penduduknya berkewajiban memelihara kabuyutan (tempat pemujaan leluhur atau nenek moyang), bukan agama Hindu atau Budha. Kebuyutan di daerah ini dikenal dengan kabuyutan Jati Sunda atau 'Sunda Asli' atau Sunda Wiwitan (wiwitan=asli, asal, pokok, jati). Oleh karena itulah agama asli mereka pun diberi nama Sunda Wiwitan. Raja yang menjadikan wilayah Baduy sebagai mandala adalah Rakeyan Darmasiksa.


Next
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Elektronik Pintar © 2013. All Rights Reserved. Powered by Blogger
Top